Senin, 17 Mei 2010

Metode Penelitian

TEKNIK -TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Pendahuluan

Pengumpulan data tidak lain adalah suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah amat yang penting dalam metode ilmiah, kjarena pada umumnya data yang dikumpulkan digunakan kecuali untuk penelitian eksploratif, untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan[1].

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas penelitian data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan realibilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.

Dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpualn data dapat dilakukan dengan cara interview ( wawancara ), kuesioner ( angket ), observasi ( pengamatan ) dan gabungan dari ketiganya.[2]

Teknik Pengumpulan Data

A. Interview (wawancara)

Interview (wawancara) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara sipewawancara dan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Walaupun wawancara adalah proses pengumpulan data dengan percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka, wawancara merupakan proses pengumpulan data untuk suatu penelitian[3].

Interview merupakan proses interaksi antara pewawancara dan responden. Walaupun bagi pewawancara proses tersebuit adalah satu bagian dari langkah-langkah dalam penelitian, tetapi belum bagi responden wawancara adalah bagian dari penelitian. Andaikatapun pewawancara dan responden menganggap bahwa wawancara adalah bagian dari penelitian, tetapi sukses tidaknya pelaksanaan wawancara bergantung sekali darim proses interaksi yang terjadi. Suatu elemen yang paling penting dari proses interaksi yang terjadi adalah wawasan dan pengertian.

Dalam interaksi tersebut, masalah isyarat-isyarat yang berada di bawah persepsi ( subliminal cues ) sukar dikenali karena antara pewawancara dan responden belum saling mengenal. Karena itu pewawancara sedapat mungkin memperbaiki wawasan atau pengertian dalam interaksi.[4]

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga peneliti ingin mengetahui hal–hal dari respondennya kecil/sedikit.

Hamidi juga menambahkan bahwa teknik wawancara dipilih jika peneliti yang menginginkan data berupa cerita rinci dan bahasa hasil konstruksi dari para responden, misalnya tentang pengetahuan, pengalaman, pendapat atau pandangan hidup.[5]

Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self report atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan keyakinan pribadi. Sugiono mengutip pernyataan Sutrisno Hadi dalam bukunya Metodelogi Research mengatakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview dan juga kuesioner adalah sebagai berikut[6]:

  1. Bahwa subyek ( responden ) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri
  2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.
  3. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-peretanyaan yang diajukan oleh peneliti kepadanya sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.

Ada beberapa sasaran atau tujuan dari wawancara yang ingin diperoleh berjenis-jenis dan banyak sifatnya dan sukar dikelompokkan dalam jenis-jenis umum. Di bawah ini adalah pengelompokan isi dari keterangan yang ingin diperoleh dengan cara wawncara[7]:

~ Sasaran isi untuk memperoleh atau memastikan fakta

~ Untuk memastikan kepercayaan tentang keadaan fakta.

~ Untuk memastikan perasaaan

~ Untuk menemukan suatu standar kegiatan

~ Untuk perilaku sekarang atau perilaku terdahulu

~ Untuk mengetahui alasan-alasan seseorang

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun dengan menggunakan telepon.

a. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan seebagai teknik pengumpulan data bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tenteng informasi yang apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu, dalam melakukan waancara pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan- pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini sertiap responden diberi pertanyaan yang sama dan pengumpul data mencatatnya.

b. Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Ppewawancara hanya menulis garis besarnya saja.

Dalam wawancara ini peneliti belum mengetahui dengan pasti data yang akan diperoleh, sehingga peneliti banyak mendengarkan apa yang diceritrakan responden.

B. Kusioner ( angket )

Kusioner adalah teknik pengumpulan data melalui pembuatan daftar pertanyaan dengan jumlah pilihan jawaban yang telah ditetapkan oleh peneliti[8].

Alat lain untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan, yang sering secara umum disebut dengan kusioner. Pertanyaan-pertanyaan yang tgerdapat dalam kusioner atau daftar pertanyaan cukup terperinci dan lengkap. Keterangan yang diperoleh dengan mengisi daftar pertanyan, dapat dilihat d ari segi siapa yang mengisi daftar pertanyaan tersebut. Jika yang menuliskan isian kedalam kusioner adalah responden maka daftar pertanyaan tersebut dinamakan kusioner[9].

Kusioner harus mempunya center perhatian yaitu masalah yang ingin dipecahkan. Tiap pertanyaan harus merupakan bagian dari hipotesis yang ingin diuji. Dalam memperoleh keterangan yang berkisar pada masalah yang ingin dipecahkan, maka secara umum kusioner dapat berupa[10]:

1) Pertanyaan tentang fakta

2) Pertanyaan tentang pendapat

3) Pertanyaan tentang persepsi

Ada beberapa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan oleh peneliti yaitu[11]:

1. Isi dan tujuan pertanyaan

2. Bahasa yang digunakan

3. Tipe dan bentuk pertanyaan

4. Pertanyaan tidak mendua

5. Tidak menanyakan yang sudah lupa

6. Pertanyaan tidak menggiring

7. Pertanyaan tidak terlalu panjang

8. Urutan pertanyaan

9. Prinsip pengukuran

10. Penampilan fiisik angket

C. Observasi ( Pengamatan )

Pengumpulan data dengan observasi adalah pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Dalam kegitan sehari-hari kita menggunakan mata dalam mengamati sesuatu, seperti: mmengamati bulan purnama, gunung yang indah, lampu warna warni dan lain-lain. Tetapi yang dimaksud dengan pengamatan dalam metode ilmiah bukanlah pengamatan seperti diatas[12].

Pengamatan dikatakan sebagai teknik pengumpulan data jika memenuhi kriteria dibawah ini:

a. Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.

b. Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian

c. Pengamatan disusun secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian.

d. Pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan realibitasnya.

Pengumpulan data dengan pengamatan merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersussun dari berbagai proses biologis dan psikologis.

Teknik pengumpulan data dengan observasi dilakukan jika peneliti menghendaki data hasil dari melihat atau menyaksikan aktivitas yang dilakukan oleh responden dan atau mendengarkan apa yang dikahtakan mereka.[13] Sugiono juga menambahkan bahwa teknik ini digunakan jika penelitian berkenaan dengan manusia, proses kerja, gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.[14]

Dari segi pelaksanaan pengumpulan data observasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu[15]:

1. Participant Observation ( Observasi Berperan Serta )

Dalam observasi ini, peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sember penelitian.

2. Non Participant Observastion ( Observasi non partisipasi )

Observasi non partisipasi adalah kebalikan dari observasi berperan serta yaitu, peneliti tidak terlibat langsung dengan aktifitas orang-orang yang sedang diamati, peneliti hanya sebagai pengamat independen.

D. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang diperoleh dari catatan ( data ) yang telah tersedia atau telah dibuat oleh pihak lain. Misalnya, jumlah penduduk disuatu desa, catatan hasil rapat suatu organisasi, karena itu data dari pembacaan dokumentasi tersebut disebut data sekunder[16].

Teknik dokumnetasi harus sesuai dengan tujuan penelitian dan tidak boleh melenceng dari tujuan penelitian atau bisa sesutu yang mendukung kepada tujuan. . Dokumentasi biosa diambil dari kegiatan – kegiatan orang yang sedang diamati atau bisa juga

Kesimpulan

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti memperoleh atau mengumpulkan data. Data bisa diperoleh melalui teknik interview, kusioner, observasi dan dokumentasi.

Teknik pengumpulan data melalui interview adalah cara pengumpulan yang diperoleh dari tanya jawab, sambil bertatap muka antara sipewawancara responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide ( panduan wawancara ).

Teknik pengumpulan data melalui Kusioner adalah teknik pengumpulan data melalui pembuatan daftar pertanyaan dengan jumlah pilihan jawaban yang telah ditetapkan oleh peneliti

Teknik pengumpulan data melalui observasi adalah pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut

Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi adalah cara pengumpulan data yang diperoleh dari catatan ( data ) yang telah tersedia atau telah dibuat oleh pihak lain.

DAFTAR PUSTAKA

Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, ( Malang: UMM Press, 2007)

Nazir, Moh, Metode Penelitian ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003 ),

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitattif dan R dan D ( Bandung: Alfabeta, 2009 )



[1] Moh. Nazir, Metode Penelitian ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003 ), hal. 176

[2] Sugiyono, Metode PenelitianKuantitatif Kualitattif dan R dan D ( Bandung: Alfabeta, 2009 ), hal 137

[3] Moh. Nazir, Metode Penelitian, Hal. 194

[4] Ibid

[5] Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi, ( Malang: UMM Press, 2007 ), Hal. 140

[6] Sugiyono, Metode PenelitianKuantitatif Kualitattif dan R dan D, Hal. 138

[7] Moh. Nazir, Metode Penelitian, Hal. 196

[8] Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi

[9] Ibid, Hal. 203

[10] Ibid

[11] Sugiyono, Metode PenelitianKuantitatif Kualitattif dan R dan D, Hal. 142

[12] Moh. Nazir, Metode Penelitian, Hal. 175

[13] Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi

[14] Sugiyono, Metode PenelitianKuantitatif Kualitattif dan R dan D, Hal. 145

[15] Ibid

[16] Hamidi, Metode Penelitian dan Teori Komunikasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar